SINOPSIS MATAH ATI
Matah Ati adalah sebuah kisah nyata tentang cinta dan perjuangan di
Tanah Jawa pada Abad 18. Matah Ati adalah cerita perjuangan dan
perjalanan cinta seorang wanita biasa bernama Rubiyah yang berjuang
melawan penjajah bersama dengan Raden Mas Said yang dijuluki sebagai
Pangeran Sambernyawa. Matah Ati juga menceritakan kisah berdirinya
Istana Mangkunegaran, karena pernikahan Rubiyah, yang diberi nama
Bandoro Raden Ayu Kusuma Matah Ati setelah menikah dengan Raden Mas
Said, adalah cikal bakal dari para penguasa Istana Mangkunegaran.
“Matah Ati” adalah sebuah kisah perjalanan dan perjuangan cinta yang
terjadi di Jawa pada abad ke-18 tentang gadis desa bernama Rubiyah.
Beliau kemudian menjadi bagian dalam masa perjuangan R.M.Said melawan
penjajahan Belanda di tanah Jawa dimana ia menarik perhatian seorang
ksatria ningrat Jawa yaitu R.M. Said yang juga dikenal Pangeran
Sambernyowo yang kemudian jatuh cinta kepadanya.
Hingga 16 tahun peperangan dan pemberontakan usai dengan kekalahan
lawan, maka jadilah Raden Mas Said menjadi Raja bergelar Mangkunegara I
dan Rubiyah menjadi permaisuri/istri dengan nama RADEN AYU KUSUMA MATAH ATI karena lahir
di desa Matah dan bisa juga diartikan ‘Melayani hati sang pangeran’,
melalui beliaulah turun generasi raja-raja Mangkunegaran.
Raden Mas Said adalah cucu dari Amangkurat 4, pada waktu itu hasil dari
peperangan dan pemberontakan akhirnya menghasilkan perundingan yang
dikenal dengan Perjanjian Giyanti. Perundingan perdamaian itu menjadikan
kerajaan di Jawa terbelah menjadi empat yaitu Kasoeltanan Ngajogjakarta dan
Pakoealaman Jogjakarta serta Kasoenanan Soerakarta dan Mangkoenegaran
Soerakarta (Solo). Cerita indah ini dirajut dengan tema cinta, belas
kasih, keberanian, keputusasaan dan sukacita.
‘Matah Ati’ menampilkan keagungan dan perjuangan wanita serta
merupakan suatu fakta historis bahwa pada abad ke-18 sudah ada pejuang-
pejuang wanita yang tangguh untuk menumpas keangkara murkaan dan
ketidakadilan. Dengan kata lain, peran Rubiyah tidak hanya menjadi
seorang istri/ibu yang selalu berada di wilayah urusan domestik (rumah
tangga) dan wanita tani yang bisa menarikan tarian Jawa, seperti Srimpi,
Bedaya dan lain-lain, melainkan juga mampu mendampingi R.M.Said dalam
memimpin perang serta memimpin 40 prajurit wanita di medan perang
layaknya laki-laki.
Senin, 10 September 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Soal Seni Budaya Penilaian Tengah Semester Genap Tahun Ajaran 2022/2023
Soal Penilaian Tengah Semester Genap Tahun Ajaran 2022/2023 Mata Pelajaran : Seni Budaya Pengajar : Drs. Endar S...
-
Ujian Akhir Semester (UAS) Genap Daring Tahun Pelajaran 2019/2020 Mata Pelajaran : Seni Budaya Pengajar ...
-
A. Soal Pilihan Ganda Kebiasaan membuat karya seni secara turun-temurun di masyarakat dengan pola yang hampir sama disebut...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar